Kisah Kerugian 324 Juta "Greezly Bot Pro" : Mengungkap Bahaya Tersembunyi di Balik Sistem Trading Berisiko Tinggi

Daftar Isi

Dunia trading seringkali memikat dengan janji keuntungan cepat dan besar. Namun, di balik kilau potensi profit, terdapat risiko besar yang sering diabaikan. Sebuah video dari channel AUTOMATIC TRADER baru-baru ini menyoroti sebuah pelajaran mahal tentang bahaya ini, menceritakan kisah seorang trader yang harus merelakan dana sekitar 324 Juta Rupiah akibat strategi trading yang penuh risiko [00:00, 02:44]. Kisah ini menjadi pengingat penting bagi siapa saja yang berkecimpung di dunia trading.

Studi Kasus: Ivan Marusak dan Strategi "Greezly Bot Pro"

Fokus utama video ini adalah pada seorang trader bernama Ivan Marusak, yang tampaknya menggunakan strategi manual berdasarkan Expert Advisor (EA) yang pernah dibahas sebelumnya, yaitu "Grizzly Bot Pro" [00:11, 00:20]. Strategi ini, baik dalam versi otomatis maupun manualnya, mengandalkan metode yang sangat berisiko, seperti averaging dan Martingale [00:57, 05:05].

Metode ini bekerja dengan cara menambah posisi trading (seringkali dengan ukuran lot yang lebih besar) ketika harga bergerak melawan arah prediksi awal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan harga rata-rata yang lebih baik dan keluar dengan profit (atau kerugian minimal) ketika harga berbalik arah. Namun, strategi inilah yang akhirnya membawa akun tersebut ke titik kehancuran: Margin Call [00:47].

Video tersebut mengkalkulasi total kerugian yang dialami trader ini, mencapai sekitar 24.000 USD. Dengan kurs saat itu, angka ini setara dengan kerugian masif sekitar 324 Juta Rupiah [02:21, 02:44]. Ini adalah bukti nyata betapa berbahayanya sistem trading semacam itu.

Ilusi Profit Konsisten: Jebakan yang Menipu

Yang membuat strategi berisiko tinggi seperti ini semakin berbahaya adalah kemampuannya untuk terlihat sangat menguntungkan dalam jangka waktu yang lama. Video ini menunjukkan bahwa akun trading tersebut sebenarnya telah berjalan dan mencetak profit yang terlihat konsisten sejak tahun 2018 hingga 2024 [03:07, 03:17].

Melihat catatan profit yang hijau dan stabil selama bertahun-tahun, banyak orang mungkin akan tergoda untuk mengikutinya. Mereka mungkin berpikir bahwa sistem ini "anti-rugi". Namun, inilah letak jebakannya. Strategi averaging dan Martingale pada dasarnya "menukar" banyak kemenangan kecil dengan satu risiko kerugian besar yang bisa menghapus semua profit sebelumnya, bahkan modal [03:50].

Seperti yang ditekankan dalam video, "hari sial itu enggak ada di kalender" [03:58]. Seseorang yang baru mulai mengikuti strategi ini bisa saja langsung bertemu dengan hari sial tersebut dan mengalami margin call sebelum sempat menikmati keuntungan apa pun [03:58, 04:07].

Mengapa Averaging & Martingale Sangat Berbahaya?

Transisi dari profit konsisten ke kerugian total terjadi karena cara kerja strategi ini. Ketika pasar bergerak dalam tren yang kuat dan panjang, berlawanan dengan posisi yang dibuka, strategi averaging akan terus menambah posisi. Ini akan "membakar" margin akun dengan sangat cepat.

Seperti yang dianalogikan dalam video, jika seorang trader mengambil posisi 'short' (jual) namun pasar terus bergerak 'bullish' (naik) dengan kuat, maka tidak peduli seberapa banyak penyesuaian lot atau jarak averaging dilakukan [05:26, 05:34], pada akhirnya akun tersebut akan habis [05:43].

Hal ini membawa kita pada pentingnya manajemen risiko yang sesungguhnya.

Alternatif yang Lebih Aman: Kekuatan "Stop Loss"

Video ini dengan jelas mengkontraskan strategi berisiko tinggi tadi dengan pendekatan yang jauh lebih aman, yaitu penggunaan Stop Loss (SL) [05:52].

Menggunakan stop loss berarti kita menentukan batas kerugian maksimal yang bisa kita terima untuk setiap trading. Tentu, ini berarti seorang trader mungkin akan lebih sering mengalami kerugian-kerugian kecil ("kena stop loss") [05:59]. Statistik portofolio mungkin tidak akan terlihat "hijau" terus-menerus dan dipenuhi banyak "merah-merah" kecil [06:08].

Namun, keunggulan utamanya adalah: Stop Loss mencegah terjadinya Margin Call [06:17]. Dengan membatasi kerugian di setiap posisi, seorang trader melindungi modalnya dari satu kerugian katastrofik. Ujung-ujungnya, yang terpenting dalam trading adalah hasil akhir yang profit dan akun yang bertahan lama (anti-margin call), bukan sekadar statistik indah yang menipu [06:17].

Pelajaran Penting untuk Semua Trader

Kisah Ivan Marusak, yang akunnya mengalami margin call pada Desember tahun sebelumnya [06:42], adalah pembelajaran berharga. Ironisnya, setelah akun tersebut hancur, sang trader terlihat membuat sinyal trading baru, kemungkinan besar untuk melanjutkan penjualan produknya [04:15, 04:27].

Ini menunjukkan betapa pentingnya bagi kita sebagai trader untuk kritis dan memahami risiko di balik setiap strategi. Seperti yang disimpulkan dalam video, semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita semua tentang bahaya strategi trading yang rawan dan berisiko tinggi [06:35].